Kamis, 19 Maret 2009

simpanse

Seekor kera simpanse yang pernah menjadi bintang iklan televisi harus ditembak mati oleh polisi Connecticut Amerika Serikat saat menyerang dan melukai wanita. Demikian ringkasan isi berita dari Wi Garit yang sehat terima hari ini setelah kematian Simpanse seminggu lalu.

Travis, demikian nama kera simpanse yang menjadi sang bintang iklan menemui ajalnya diterjang peluru panas polisi Connecticut Amerika serikat, setelah sebelumnya mengamuk dan menyerang seorang wanita yang hendak mendekati pemiliknya. Sang majikan, Sandra Herold terpaksa menikam binatang kesayangannya dengan parang untuk menolong temannya.

Melihat majikannya menikam dengan parang, simpanse ini tak mau melepaskan cengkraman dan terus mengamuk hingga polisi tiba. Travis semakin marah dan memecahkan jendela mobil polisi dan memaksa masuk ke dalam mobil. Melihat gelagat tak menyenangkan dan membahayakan jiwa wanita itu , polisi terpaksa menembaknya, sebelum simpanse itu berbuat kekacauan yang mengancam jiwa orang lain.

Kapten polisi Richard Conklin dari markas polisi Stamford mengkonfirmasikan wanita korban amukan simpanse menderita luka parah dan kini dalam kondisi kritis. Kapten Richard mengungkapkan sang pemilik mengaku telah memberi minuman teh yang dicampuri dengan xanax, sejenis obat penenang untuk mengatasi kecemasan dan rasa panik.

Travis sang simpanse berperilaku hampir seperti manusia selama 14 tahun dibesarkan di lingkungan keluarga Sandra Herold. Ia dapat membuka pintu mobil, minum dari gelas dan berperilaku lain seperti yang pernah diperankannya dalam iklan minuman ringan ternama di Televisi Amerika. Namun di tahun 2003 Travis juga pernah berurusan dengan polisi saat menyerang seorang pria.

Nah pertanyaannya sekarang, “Apakah Anda memelihara binatang kesayangan dan memperlakukan layaknya sebagai sahabat dalam suka dan duka namun sewaktu-waktu binatang ini ngambek, apa tindakan Anda menghadapi perilakunya itu?”


Travis menjadi bintang iklan televisi.

Travis menjadi bintang iklan televisi.



Travis kera simpanse in action.

Travis kera simpanse in action.

















































































surat elektronik

Gmail

Gmail adalah penyedia layanan surat elektronik (email) gratis milik Google yang diluncurkan pada tanggal 31 Maret 2004. Gmail sampai saat ini masih dalam tahap beta. Gmail menyedikan kapasitas penyimpanan sebanyak lebih dari 2000 megabyte dan terus bertambah. Jumlah ini lebih dari 4 kali jumlah yang disediakan situs lain. seperti Yahoo! dan Hotmail. Hal ini berarti para pengguna dapat menyimpan sampai ribuan surat elektronik.

Tampilan inbox ("Surat Masuk") Gmail dalam bahasa Indonesia.

Gmail juga mengaplikasi teknologi pencarian Google yang memudahkan penggunanya mencari sesuatu dari email mereka. Gmail juga menampilkan iklan yang didasarkan dari email yang diterima pengguna. Iklan tersebut hanya diperlihatkan ke pengguna Gmail dan tidak dikirimkan ke alamat eksternal. Gmail dapat mengirimkan attachment (lampiran) sampai 10 MB per email. Salah satu dari hal baru yang ditawarkan Gmail adalah penyortiran email dalam bentuk "Conversation view". Dengan begini email yang diterima akan diurutkan dalam bentuk percakapan, sehingga semua balasan dan topik tidak terpisah-pisah. Hal ini bisa membuat pengguna mudah untuk melihat email yang mereka dapat. Gmail kadang salah mengira email mana yang harus dikelompokkan bersama-sama, namun hal ini sudah jarang terjadi. Salah satu perubahan baru adalah kemampuan untuk melabeli email. Sebuah email dapat mempunyai lebih dari satu label. Fitur ini berguna untuk menyortir email sesuai dengan label yang diberikanya, Google juga dapat memberikan label secara otomatis dengan sebuah filter.

honai

Dani House

Nayak Lak!

A warm greeting from the Dani people to all of you.

Baliem Valley (Lembah Baliem) spotted as the most popular destination in Papua, rich with indigenous culture features which offer extraordinary cultural experiences. Baliem valley inhabits by several tribes but grouped together under the same identity called “Dani”. Each of the tribe speaks in different type of language and dialect; not forget to mention that each of the tribe distinguishable by their genuine clothes and way of life.

Once you read or give it a deeper study to Dani’s way of life, don’t be surprise that you may find your eye lifting or forehead wrinkling. Why? Because the Dani is uniquely amazing.

The Dani men and women sleep separately in different honai (Dani’s traditional house). The men sleep grouped in one honai, while the women and children slumber in another honai. As descended from their ancestor, sex is taboo for the women after giving birth, for 2 or 5 years; as the result the Dani generated healthier kids since the women focus on babysitting the kids during the most important phase of growth. This situation makes the men vulnerable to polygamy, it’s a true fact of life that the Dani men are allowed to have more than 1 wife or as many as he can afford. A man should give 4-5 pigs to the girl’s parent he wants to marry. For Dani men, his social status are initiated by the number of wives and pigs he has. However, monogamy is getting popular for Dani people as the pressure of missionaries around the valley.

Another remarkable custom of Dani is that women will amputate their finger when their relatives die; hence doesn’t be surprise when you see women with missing finger.

To enhance the quality of your experience in Baliem Valley, guide is essential since there are no clear maps or signage initiated for visitor. The guide will help to lead the track, communicate with the local people and in advance, the guide will inform the tourist about local do’s and don’ts.

Getting There

Flying might be the only way to access the Baliem Valley through Wamena. Here are some alternatives on carrier from jayapura to Wamena: (For further info, ask the officers at Sentani Airport Information Center)

  • Trigana Air Services provide daily flights into and out of Wamena. Spot the Trigana Air Service Offices at Sentani Airport terminal and Wamena Airport terminal
  • MAF
  • AMA
  • Yajasi
  • Manunggal Air
  • Hercules carrier provide by Indonesian army (TNI)

To access Baliem Valley, you can rent car or public bus from Wamena.

Where to Stay

For those who are adventurer and cultural observer in heart, stay and mingle with the Baliem Valley people is possible, just make sure your guide booked it before your visit. “Go Show”? Affordable.

If the first alternative is way too extreme, you can stay at hotels at Wamena:

  • Wamena Hotel at Jl. Homhom 61
  • Srikandi Hotel at Jl. Irian 16
  • Pondok Wisata Putri Dani at Jl. Irian 40
  • Nayak Hotel at Jl. Gatot Subroto 63
  • Hotel Syah Rial Makmur at Jl. Gatot Subroto 45
  • Hotel Anggrek at Jalan Ambon 1
  • Baliem Pilamo Hotel at Jalan Trikora
  • Baliem Valley Resort (3 star resort) – www.baliem-valley-resort.de

Moving Around

Would you mind if we say “ON FOOT”? – Healthy foot and fit body? Absolutely. Through trekking, you can witness traditional ceremonies, traditional markets and the people of Dani.

Dining Guide

There is no restaurant inside the Baliem Valley – a guide could bargain the Dani people to provide simple meals. It’s stoutly advised, that the visitor bring their own meals and snack during the trekking. Meals and snacks can be found in grocery store at Wamena

Souvenir Tips

  • Souvenir can be easily found on the valley and buy the crafts directly from the Dani people
  • Stone blade is a major favorite for the tourist
  • Sekan; rattan bracelate
  • Noken ; made from tree’s bark
  • Head and arm necklace
  • Jogal; grass skirt
  • And other head decorations

nama-nama rumah adat

Nama Rumah Adat atau Bangunan Adat Tradisional Khas Daerah Budaya Nasional - Kebudayaan Nusantara Indonesia

1. Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD
Rumah Adat Tradisional : Rumoh aceh
2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut
Rumah Adat Tradisional : Rumah balai batak toba
3. Provinsi Sumatera Barat / Sumbar
Rumah Adat Tradisional : Rumah gadang
4. Provinsi Riau
Rumah Adat Tradisional : Rumah melayu selaso jatuh kembar
5. Provinsi Jambi
Rumah Adat Tradisional : Rumah panggung
6. Provinsi Sumatera Selatan / Sumsel
Rumah Adat Tradisional : Rumah limas
7. Provinsi Lampung
Rumah Adat Tradisional : Nuwo sesat
8. Provinsi Bengkulu
Rumah Adat Tradisional : Rumah bubungan lima
9. Provinsi DKI Jakarta
Rumah Adat Tradisional : Rumah kebaya
10. Provinsi Jawa Barat / Jabar
Rumah Adat Tradisional : Kesepuhan
11. Provinsi Jawa Tengah / Jateng
Rumah Adat Tradisional : Rumah joglo
12. Provinsi DI Yogyakarta / Jogja / Jogjakarta
Rumah Adat Tradisional : Rumah joglo
13. Provinsi Jawa Timur / Jatim
Rumah Adat Tradisional : Rumah joglo
14. Provinsi Bali
Rumah Adat Tradisional : Gapura candi bentar
15. Provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB
Rumah Adat Tradisional : Dalam loka samawa
16. Provinsi Nusa Tenggara Timur / NTT
Rumah Adat Tradisional : Sao ata mosa lakitana
17. Provinsi Kalimantan Barat / Kalbar
Rumah Adat Tradisional : Rumah panjang
18. Provinsi Kalimantan Tengah / Kalteng
Rumah Adat Tradisional : Rumah betang
19. Provinsi Kalimantan Selatan / Kalsel
Rumah Adat Tradisional : Rumah banjar
20. Provinsi Kalimantan Timur / Kaltim
Rumah Adat Tradisional : Rumah lamin
21. Provinsi Sulawesi Utara / Sulut
Rumah Adat Tradisional : Rumah bolaang mongondow
22. Provinsi Sulawesi Tengah / Sulteng
Rumah Adat Tradisional : Souraja / Rumah besar
23. Provinsi Sulawesi Tenggara / Sultra
Rumah Adat Tradisional : Laikas
24. Provinsi Sulawesi Selatan / Sulsel
Rumah Adat Tradisional : Tongkonan
25. Provinsi Maluku
Rumah Adat Tradisional : Baileo
26. Provinsi Irian Jaya / Papua
Rumah Adat Tradisional : Rumah honai
27. Provinsi Timor-Timur / Timtim
Rumah Adat Tradisional : TT

Keterangan Singkatan :
TT = Tidak Tersedia

Keterangan :
Data ini berdasarkan jaman Indonesia masih 27 propinsi dengan provinsi terakhir masih timor timur. Timor timur kini sudah terpisah dari NKRI menjadi negara baru yang berdaulat dengan nama Timor Leste.

Rabu, 11 Maret 2009

suku



Gorga

Disebelah depan rumah dihiasi dengan oramen dalam bentuk ukiran yang disebut dengan “gorga” dan terdiri dari beberapa jenis yaitu gorga sampur borna, gorga sipalang dan gorga sidomdom di robean.

Gorga itu dihiasi (dicat) dengan tlga warna yaitu wama merah (narara), putih (nabontar) dan hitam (nabirong). Warna merah melambangkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan yang berbuah kebijaksanaan. Warna putih melambangkan ketulusan dan kejujuran yang berbuah kesucian. Wama hitam melambangkan kerajaan dan kewibawaan yang berbuah kepemimpinan.

Sebelum orang Batak mengenal cat seperti sekarang, untuk mewarnai gorga mereka memakai “batu hula” untuk warna merah, untuk warna putih digunakan “tano buro” (sejenis tanah liat tapi berwana putih), dan untuk warna hitam didapat dengan mengambil minyak buah jarak yang dibakar sampai gosong. Sedangkan untuk perekatnya digunakan air taji dari jenis beras yang bernama Beras Siputo.

Disamping gorga, rumah Batak juga dilengkapi dengan ukiran lain yang dikenal sebagai “singa-singa”, suatu lambang yang mengartikan bahwa penghuni rumah harus sanggup mandiri dan menunjukkan identitasnya sebagai rnanusia berbudaya. Singa-singa berasal dari gambaran “sihapor” (belalang) yang diukir menjadi bentuk patung dan ditempatkan di sebelah depan rumah tersebut. Belalang tersebut ada dua jenis yaitu sihapor lunjung untuk singa-singa Ruma dan sihapor gurdong untuk rumah Sopo.

Hal ini dikukuhkan dalam bentuk filsafat yang mengatakan “Metmet pe sihapor lunjung di jujung do uluna” yang artinya bahwa meskipun kondisi dan status sosial pemilik rumah tidak terlalu beruntung namun harus selalu tegar dan mampu untuk menjaga integritas dan citra nama baiknya.

Jumat, 06 Maret 2009

rumah batak

kerbau-di-kolong-rumah-batak.JPG

rumah-batak-tomok-samosir-1.JPGrumah-batak-ambarita-samosir-2.JPGkampung-batak-samosir-1.JPG

kampung-batak-pagi-hari.JPGmobil-tua-kampung-batak-dan-kuburan.JPGkampung-batak-disinar-matahari.JPG

rumah-batak-parabola-ayam-di-jendela-dll.JPGkampung-di-tepi-danau.JPGkampung-batak-pagi-hari-2.JPG

rumah jawa

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional Jawa yang berkembang sejak abad ke-13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu :

  1. Joglo (atap joglo)
  2. Limasan (atap limas)
  3. Kampung (atap pelana)
  4. Panggang Pe
  5. Mesjidan/Tajugan

Jenis-jenis Rumah Joglo :

  1. Joglo Lawakan
  2. Joglo Sinom
  3. Joglo Jompongan
  4. Joglo Pangrawit
  5. Joglo Mangkurat
  6. Joglo Hageng
  7. Joglo Semar Tinandhu

Jenis-jenis Rumah Limasan

  1. Limasan Lawakan
  2. Limasan Gajah Ngombe
  3. Limasan Gajah Njerum
  4. Limasan Apitan
  5. Limasan Pacul Gowang
  6. Limasan Cere Gancet
  7. Limasan Trajumas
  8. Limasan Gajah Mungkur
  9. Limasan Klabang Nyander
  10. Limasan Lambang Teplok
  11. Limasan Semar Tinandu
  12. Limasan Lambang Sari
  13. Limasan Semar Pinondhong, contoh Bangsal Kama, Kraton Cirebon

Jenis-jenis Rumah Kampung :

  1. Kampung Pokok
  2. Kampung Trajumas
  3. Kampung Pacul Gowang
  4. Kampung Srotong
  5. Kampung Cere Gancet
  6. Kampung Gotong Mayit
  7. Kampung Semar Pinondhong
  8. Kampung Apitan
  9. Kampung Gajah Njerum
  10. Kampung Gajah Ngombe
  11. Kampung Doro Gepak
  12. Kampung Klabang Nyander
  13. Kampung Jompongan Lambang Teplok Semar Tinandhu (untuk tobong kapur)
  14. Kampung Lambang Teplok (untuk gudang genteng)

Jenis-jenis Rumah Panggang Pe :

  1. Panggang Pe Pokok
  2. Panggang Pe Trajumas
  3. Panggang Pe Empyak Setangkep
  4. Panggang Pe Gedhang Selirang
  5. Panggang Pe Gedhang Setangkep
  6. Panggang Pe Cere Gancet
  7. Panggang Pe bentuk kios
  8. Panggang Pe Kodokan (jengki)
  9. Panggang Pe Barengan
  10. Panggang Pe Cere Gancet

Jenis-jenis Mesjidan/Tajugan :

  1. Mesjidan Cungkup Pokok
  2. Mesjidan Lawakan (langgar)
  3. Mesjidan Lambang Teplok, contoh : Bangsal Gianyar, Bali
  4. Mesjidan payung agung (meru), susun 3 untuk rakyat, 5 sentana (keluarga) raja, 7 pangeran, 11 raja, contoh Pamujaan Besakih, Bali
  5. Tajug Tawon Boni, contoh : Bangsal Pajajaran
  6. Tajug Tiang Satu Lambang Teplok, contoh : Mesjid rakyat Gombong
  7. Tajug Semar Sinongsong Lambang Teplok, contoh : Langgar Kecil Kraton Cirebon
  8. Tajug Pendawa, contoh : Kraton Cirebon
  9. Tajug Lambang Gantung, contoh : Bangsal Ponconiti Kraton Yogyakarta
  10. Tajug Lambangsari, contoh : Bangsal Pertemuan para Wali, Gunung Sembung
  11. Tajug Lawakan Lambang Teplok, contoh : Pasarean Suwargan, Imogiri
  12. Tajug Semar Tinandhu, Dukuh, Yogyakarta
  13. Tajug Semar Sinongsong Lambang Gantung, contoh : Masjid Soko Tunggal (gabungan Pajajaran dan Sultan Agungan, Taman, Kraton Yogyakarta
  14. Tajug Ceblokan Lambang Teplok, Masjid Agung Yogyakrata
  15. Tajug Mangkurat, Bangsal Witono, Kraton Yogyakarta
  16. Tajug Sinom Semar Tinandhu, Lawang Sanga-sanga, Kraton Cirebon

Sumatra

PULAU SUMATRA



NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Mesjid_Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman, Aceh

Sumber: www.mweb.co.id/travel/daerah_istimewa_aceh/wisata/

Ibu kota Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah Banda Aceh. Propinsi ini juga disebut dengan Serambi Mekah karena letaknya dianggap sebagai pintu masuk yang terdekat dari Mekah menuju Indonesia. Penduduk asli propinsi ini adalah suku Aceh yang beragama Islam. Tidak seperti di daerah-daerah lainnya di Indonesia, minuman beralkohol dilarang di Aceh.
Tari-tarian dari Propinsi Aceh misalnya Tari Seudati, Tari Meusakat, dan Tari Ranub Lampuan. Alat-alat musik Aceh terbuat dari bambu, rotan, dan ekor kuda. Propinsi ini sangat kaya akan sumber-sumber alam seperti minyak bumi dan gas alam cair.

redline.gif (149 bytes)

SUMATRA UTARA

Rumah_Batak

Rumah Adat Batak Karo

Homan, Peter.et.al. 1990. Indonesia in Focus. Netherland: Edu'Actief Publishing Company.


Propinsi Sumatera Utara meliputi wilayah seluas 70.687 km persegi.
Ibu kota propinsi Sumatra Utara adalah Medan. Medan adalah kota yang terbesar di Pulau Sumatra. Kota ini juga merupakan kota yang ketiga terbesar di Indonesia. Kota Medan mempunyai beberapa bangunan yang dibangun dengan gaya arsitektur kolonial Belanda, di antaranya, gedung Kantor Pos Pusat dan Gereja Belanda.
Penduduk asli propinsi ini adalah orang Batak. Penduduk lainnya yang tinggal di sini adalah orang Jawa, orang Aceh, orang Arab, orang Riau kepulauan, orang Cina, orang India, dan orang Melayu.
Di Sumatra Utara terdapat sebuah danau yang bernama Danau Toba dengan Pulau Samosir di dalamnya. Danau ini merupakan danau yang terbesar di Indonesia.

redline.gif (149 bytes)


SUMATRA BARAT

Rumah_Gadang

Rumah Gadang

Turner, Peter. et.al. 1995. Indonesia: A Lonely Planet Travel Survival Kit. Hong Kong: Lonely Planet Publication

Ibu kota Propinsi Sumatra Barat adalah Padang. Penduduk asli Sumatara Barat adalah orang Minangkabau. Tidak seperti masyarakat lainnya di Indonesia yang menganut sistem patrilinial, orang Minangkabau menganut sistem matrilineal, yang berarti hak warisan jatuh ke tangan wanita.
Lelaki Minangkabau banyak yang merantau. Biasanya mereka membuka usaha warung makan yang menjual masakan Padang. Masakan Padang enak sekali tetapi sangat pedas.
Rumah asli orang Minangkabau disebut dengan "rumah gadang," yang mempunyai atap seperti tanduk kerbau.

redline.gif (149 bytes)

JAMBI

Danau_Kerinci

Danau Kerinci
Sumber: www.jipi.com/inatourism/jambi


Ibu kota Propinsi Jambi adalah Jambi. Sebagian besar daerah ini berada di aliran Sungai Batanghari. Bahasa yang digunakan di propinsi ini adalah bahasa Melayu, bahasa Jambi, dan bahasa Indonesia.
Orang Rimba adalah penduduk asli Propinsi Jambi.
Pada tahun 1998 jumlahnya kira-kira 2500 orang. Mereka pada umumnya hidup dari berburu, mengumpulkan hasil-hasil hutan, dan mempraktekkan sistem ladang berpindah.
Suku-suku lainnya adalah Suku Kubu, Melayu, Kerinci, Bajau, Batin, dan Penghulu.
Tarian tradisional dari propinsi ini adalah Tari Selampit Delapan, Rangkuang, Sekapur Sirih, dan Kisan.

redline.gif (149 bytes)

SUMATRA SELATAN

Jembatan_Ampera

Jembatan Ampera
Sumber: sonyjogja.tripod.com

Ibu kota Propinsi Sumatra Selatan adalah Palembang. Di kota ini mengalir sebuah sungai yang bernama Sungai Musi. Ada sebuah jembatan terkenal yang bernama Jembatan Ampera melintasi Sungai Musi. Pada jaman dahulu, Palembang adalah ibukota Kerajaan Sriwijaya.
Sumatra Selatan sangat terkenal dengan kain songket and kain pelanginya.

redline.gif (149 bytes)

LAMPUNG

Pasar

Pasar tradisional di Lampung

Indonesia, Lonely Planet. May 1995


Propinsi Lampung terletak di ujung selatan Pulau Sumatra. Ibu kotanya adalah Bandar Lampung.
Propinsi ini banyak mempunyai perkebunan kopi.
Gunung Krakatau yang terletak di Selat Sunda masuk kawasan propinsi ini. Pelabuhan laut Bakaheuni yang terletak di propinsi ini dan pelabuhan laut Merak yang terletak di Propinsi Banten menghubungkan Sumatra dengan Jawa.

redline.gif (149 bytes)

BENGKULU

Bunga_bangkai
Bunga bangkai
Sumber http://202.159.74.163/tourism/

Propinsi Bengkulu dibentuk pada tahun 1968. Ibu kotanya adalah Bengkulu.
Bengkulu menjadi tempat pengasingan Presiden Sukarno, presiden pertama Indonesia, pada waktu jaman penjajahan Belanda. Di sana Sukarno merancang Mesjid Jamik.
Salah satu acara yang paling menarik di Bengkulu adalah Festival Tabot yang ditujukan untuk menghormati kepahlawanan Hassan dan Hussein, cucu-cucu Nabi Muhammad.
Tempat-tempat menarik yang patut dikunjungi di Bengkulu adalah Pantai Panjang dan Danau Dendam Tak Sudah.

redline.gif (149 bytes)

RIAU

Danau_Tawar

Danau Tawar
Sorey, Robert et.al. 1992. Indonesia: A Travel Survival Kit. Singapore: Lonely Planet Publication.

Ibu kota Propinsi Riau adalah Pekan Baru. Penduduk asli propinsi ini adalah orang Melayu. Propinsi ini juga melingkupi banyak pulau di Laut Cina Selatan. Salah satu pulau yang terkenal adalah Pulau Batam yang berjarak sekitar setengah jam dengan naik boat dari Singapura. Pulau Batam adalah sebuah pusat perindustrian. Pulau lainnya yang terkenal adalah Pulau Bintan.
Tempat-tempat bersejarah di Propinsi Riau adalah istana tua milik Raja Ali dan kuburan Raja Jaafar.


Papua, LAZIMNYA, sebuah rumah diisi oleh ayah, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan. Mereka berkumpul bersama dan saling berbagi kasih di bawah satu atap.

Namun, kelaziman ini justru dipandang asing bagi masyarakat suku Amungme. Lebih dari sekadar hal yang asing, berkumpulnya laki-laki dan perempuan meski berstatus saudara sedarah dalam satu rumah adalah hal yang tabu dalam budaya Amungme.

Karena itu para kepala keluarga diwajibkan membangun dua buah honae (rumah asli suku-suku pegunungan di Papua) untuk tempat tinggal anggota keluarga mereka berdasarkan jenis kelamin.

Para keluarga Amungme hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok berisi sejumlah keluarga, berkisar antara 10-15 keluarga. Terbentuknya kelompok-kelompok keluarga ini karena terbatasnya tanah datar yang dapat dipakai untuk membangun tempat tinggal. Lereng-lereng yang curam juga mengakibatkan jarak antarkelompok menjadi saling berjauhan.

Umumnya dalam sebuah kelompok terdiri atas satu 'Itorei' (honae untuk laki-laki), beberapa 'Ongoi' (honae untuk perempuan), dan dapur. Jarak antarhonae tidak saling berdekatan untuk menyisakan sebidang lahan sebagai tempat bakar batu.

Honae itu sendiri adalah sebuah bangunan yang berbentuk seperti tabung silinder. Berdinding dan berlantai kayu dengan sebuah pintu untuk keluar-masuk rumah.

Agar tidak masuk angin

Dari segi arsitektur rancang bangun, honae yang dibangun dengan bentuk silinder bukanlah tanpa maksud. Dengan bentuknya yang melingkar di semua sisi, bangunan ini dapat menahan kerasnya terpaan angin kencang yang sering terjadi di Pegunungan Papua.

Tepat di tengah ruangan, di permukaan lantai, dibangun perapian yang berfungsi utama sebagai penghangat ruangan dan penerangan di malam hari. Ruangan bagian dalam mereka gunakan untuk tempat berkumpul sekaligus ruang tidur anggota keluarga. Hanya satu jendela kecil yang dimiliki oleh setiap honae.

Jendela sengaja dibuat kecil untuk mempersempit celah udara yang masuk dari luar. Hawa dalam ruangan akan terasa hangat dan dapat mengusir dinginnya hawa pegunungan.

Honae biasanya ramai di malam hari setelah pada siang harinya para anggota keluarga beraktivitas di luar honae. Sambil berkumpul, mereka memasak umbi-umbian dengan cara meletakkannya di dalam abu hasil kayu yang terbakar. Abu hasil kayu bakar ini dapat dipakai untuk memasak umbi-umbian hingga matang dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Untuk tempat tinggal anggota keluarga laki-laki, honae dibangun lebih besar supaya mampu menampung orang yang lebih banyak. Jari-jari lingkaran honae sekitar tiga meter.

Honae laki-laki biasanya digunakan untuk rapat keluarga besar. Sesuai dengan kebiasaan laki-laki Amungme yang sering berjalan jauh hingga berhari-hari, honae laki-laki sering menerima tumpangan bermalam para tamu.

Ini berbeda dengan honae perempuan. Anak-anak kecil masih diperbolehkan tinggal di honae perempuan, bercampur dengan ibu mereka. Pertimbangannya, anak-anak itu, laki-laki dan perempuan, dianggap masih bergantung kepada asuhan ibunya.

Media yang baru pertama kali merasakan bermalam di honae, ternyata tidak dapat tidur nyenyak meski hawa sudah hangat. Kecilnya celah untuk sirkulasi udara membuat asap hasil perapian kayu bakar tidak dapat keluar dengan baik. Ruangan dipenuhi asap yang terus mengepul. Karena itu, langit-langit honae berwarna hitam legam akibat terpanggang asap.

Selain itu, kebiasaan masyarakat yang tidak menggunakan alas kaki saat beraktivitas juga membuat lantai honae menjadi kotor. Pasir dan serpihan tanah yang memenuhi lantai honae membuat tidur menjadi tambah tidak nyaman meski malam telah larut.